Hujan merupakan fenomena alam yang sangat ditunggu oleh banyak orang karena air yang turun bisa sangat memberikan manfaat bagi manusia.
Ketika musim kemarau, kedatangan hujan sangat ditunggu airnya untuk mengatasi kekeringan.
Namun, jika tidak kunjung datang hujan ada salah satu teknik untuk memodifikasi cuaca, yaitu dengan hujan buatan.
Hujan buatan tidak bisa dilakukan secara terus menerus karena memiliki dampak yang kurang baik juga.
Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai hujan buatan.
Mari kita mulai...
Pengertian Hujan Buatan
Meskipun namanya hujan buatan, tetapi dalam proses pembuatan hujan ini tidak sepenuhnya dibuat oleh manusia. Terdapat faktor alam yang memang harus mendukung.
Secara sederhana, pengertian hujan buatan adalah upaya untuk mempercepat terbentuknya hujan dengan proses fisika.
Untuk bagaimana cara membuatnya akan dijelaskan dibaawah.
Syarat Hujan Buatan
Dalam proses pembentukan hujan buatan tidak dapat dilakukan jika beberapa syarat dibawah ini tidak terpenuhi.
Syarat pembuatan hujan buatan adalah:
1. Sudah terbentuk awan cumulonimbus dengan ketebalan minimal 2 kilometer dengan kandungan air yang cukup.
2. Memiliki kelembaban udara minimal 70% dan juga kecepatan angin 8-20 knot
3. Awan berada di ketinggian 5.000 sampai 7.000 kaki di atas permukaan laut.
Manfaat Hujan Buatan
Hujan buatan memiliki manfaat yang bagus untuk mengatasi daerah yang kering akibat musim kemarau berkepanjangan. Berikut adalah manfaat hujan buatan:
1. Mengatasi kekeringan akibat kemarau sehingga sawah atau lahan tidak kekurangan air.
2. Mengatasi kebakaran hutan.
3. Membantu mengisi air pada waduk atau bendungan untuk keperluan irigasi atau pembangkit listrik.
4. Membantu mengurangi kabut asap atau menjaga suatu lokasi agar tidak terjadi cuaca ekstrim.
Cara Membuat Hujan Buatan
Proses pembuatan hujan buatan tidaklah mudah. Perlu perhitungan yang matang agar hasil yang didapatkan bisa tepat sasaran dan tidak malah menyebabkan kerugian.
Berikut adalah cara buat hujan buatan.
1. Menaburkan zat glasiogenik seperti argentium iodida pada ketinggan 4.000 sampai 7.000 kaki. Faktor kecepatan angin juga harus diperhatikan.
2. Proses penaburan biasanya dilakukan pada pagi hari.
3. Selain zat glasiogenik, juga bisa menggunakan zat higroskopis seperti garam, CaC12 dan juga urea.
4. Kemudian garam dan CaC12 ditaburkan kecuali urea.
5. Bahan kimia tersebut akan mempengaruhi awan dan berkondensasi.
6. Menaburkan urea siang hari akan membantu membentuk awan besar berwarna abu-abu
7.. Terakhir setelah awan hujan terbentuk, larutan air, urea dan amonium nitrat ditaburkan untuk membuat awan hujan membuat butir air.
Semoga bermanfaat!
Referensi:
https://roboguru.ruangguru.com
https://www.kompas.com