Sistem ekonomi tradisional merupakan suatu sistem ekonomi keuangan yang dibilang sangat sederhana. Salah satu contohnya masih adanya sistem transaksi barter.
Tentunya keberadaan sistem ekonomi modern sangat berbanding terbaik dengan sistem ekonomi tradisional.
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari ekonomi tradisional yang perlu diketahui.
Memakai Sistem Barter
Definisi barter yaitu sistem tukar menukar barang dengan nilai yang sebanding. Adanya sistem barter pada awalnya digunakan sebelum ada mata uang.
Contoh penggunaan sistem yaitu pada era kerajaaan Majapahit, dengan membaterkan tanaman pangan yang ditukar dengan rempah-rempah.
Peranan Pemerintah Terbatas
Peranan pemerintah yang terbatas merupakan ciri selanjutnya dalam ekonomi tradisional. Dikarenakan sistem pemerintah yang tidak dapat ikut campur proses transaksi dalam pasar.
Pemerintah juga tidak mengetahui keseluruhan tentang keadaan pasar, sehingga sulit untuk mengontrol nilai barang yang terjual.
Ruang Lingkup Pemasaran Terbatas
Adanya pembatasan dalam pemasaran barang yang hanya ditawarkan dalam lingkungan sekitar saja, khususnya untuk barang yang banyak diperjual belikan di pasar.
Seperti halnya makanan pokok yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Produksi Tidak Ada yang Rumit
Dalam ekonomi tradisional, sistem produksi tidak ada yang rumit. Untuk kebutuhan bahan makanan hanya untuk dimakan seadanya.
Oleh karena itu tidak terdapat proses pengawetan dan produksi makanan bervariatif, tidak seperti sekarang.
Produksi Sesuai Kebutuhan
Dalam ekonomi tradisional, barang yang diproduksi hanyalah yang sesuai dengan kebutuhan.
Alasannya masyarakat tidak berpikir kapitalis, namun masih berpikiran sosialis.
Sistem Nomaden
Dalam masyarakat tradisional, sistem nomaden (berpindah-pindah) masih biasa diterapkan dalam kehidupannya.
Sistem Nomaden digunakan untuk mencari ketersediaan makanan atau sumber daya alam yang banyak, ataupun mencari tempat dengan berpenduduk banyak.
Semoga Bermanfaat!