Sebelum membahas mengenai budaya politik abangan, terlebih dahulu kita membahas budaya, politik dan abangan terlebih dahulu.
Pengertian budaya merupakan sesuatu hal yang berhubungan dengan akal dan budi manusia. Budaya sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi.
Politik sendiri merupakan sesuatu yang berhubungan urusan negara atau pemerintahan. Secara etimologi, politik berhubungan dengan politis dan kebijakan.
Abangan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penduduk muslim yang menjalankan agamanya secara nominal saja, artinya dalam praktiknya masih dipengaruhi oleh kepercayaan terdahulu.
Kemudian menurut wikipedia, maksud budaya politik sendiri adalah perilaku atau tindakan masyarakat dalam kehidupan bernegara, politik pemerintahan, penyelenggaraan administrasi negara, hukum, norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya.
Pada artikel kali ini akan menjelaskan budaya politik abangan
Mari kita mulai...
Pengertian Budaya Politik Abangan
Setelah mengetahui definisi diatas bisa disimpulkan bahwa, budaya politik abangan merupakan budaya politik yang cenderung menekankan pada aspek animisme yaitu kepercayaan terhadap adanya roh halus yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia.
______
Dalam penyebaran Islam di Jawa juga terdapat istilah kelompok abangan dan kelompok mutihan yang disematkan pada Walisongo. Hal tersebut terjadi karena perbedaan gaya dan cara mereka dalam berdakwah.
1. Kelompok Abangan
Merupakan aliran Tuban yang dipimpin oleh Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus dan juga Sunan Gunung Jati. Wali-wali ini punya keahlian dalam bidang kenegaraan.
Dalam menjalankan dakwahnya agama Islam diselaraskan dengan adat, tata cara serta kepercayaan masyarakat setempat. Karena ajarannya tidak begitu keras dalam menerapkan kaidah, kelompok ini sering disebut kelompok abangan.
2. Kelompok Mutihan
Merupakan kelompok Giri yang dipimpin oleh Sunan Giri, Sunan Ampel dan Sunan Derajat. Wali-wali tersebut adalah golongan ortodok yang merupakan kelompok keras dalam menerapkan ibadah. Sehingga kelompok ini disebut dengan kelompok mutihan.
Namun, hal tersebut tidak lantas membuat perpecahan, malahan mendapatkan persatuan dan Sunan Giri diangkat menjadi pimpinan para ulama yang diserahi memegang pimpinan Jawa dan diberi julukan Prabu Satmata dan mengenai kebijakan kenegaraan diserahkan oleh Sunan Kalijaga.
Semoga bermanfaat!