Adanya letak strategis bangsa Indonesia dapat memudahkan Islam menyebar melalui bandar-bandar perdagangan mulai dari pesisir Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Maluku.
Sejak itulah, mulai bermunculan kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah di Indonesia. Kerajaan Islam di Indonesia salah satunya yaitu Kerajaan Banten.
Pembentukan
Pendiri Kerajaan Banten adalah Maulana Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-1570 Masehi.
Pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, Banten berkembang menjadi pusat perdagangan penting di Selat Sunda.
Setelah Maulana Hasanuddin wafat pada tahun 1570 Masehi, digantikan oleh putranya yang bernama Maulana Yusuf (1570-1580 Masehi).
Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682 Masehi).
Perkembangan
Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan Banten, khususnya perdagangan yang berbasis maritim.
Sultan Ageng Tirtayasa juga menjalin hubungan dengan sejumlah kerajaan Islam di Indonesia, antara lain.
- Aceh Darussalam
- Makassar
- Cirebon
- Ternate
Hubungan tersebut dilakukan untuk mencari dukungan dalam melawan VOC di Batavia.
Sejak abad XV Masehi Banten berperan sebagai pelabuhan penting yang masuk jaringan pelayaran dan perdagangan Jalur Sutra.
Adapun perkembangan Islam di Kerajaan Banten terlihat dari berkembanganya ajaran tasawuf, tarekat, dan budaya Islam dalam masyarakat.
Perpecahan
Jelang berakhir masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, konflik-konflik mulai terjadi di lingkungan internal kerajaan Banten.
Hal ini dikarenakan akibat perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa kepada pihak penjajah yang tidak disetujui oleh Sultan Haji, raja muda kala itu.
Pada tahun 1680, perselisihan antara keduanya tidak bisa lagi terelakkan. Kemudian, berujung menjadi perang saudara dan menjadi salah satu penyebab utama runtuhnya kerajaan Banten.
Semoga Bermanfaat!
