Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia, mengakibatkan pengaruh yang signifikan pada segi kehidupan masyarakat Indonesia.
Seperti contoh dalam bidang politik, sistem pemerintahan masyarakat Indonesia mengalami perubahan dalam bentuk pemerintahan kerajaan.
Kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Buddha antara lain ada Kerajaan Singasari.
Berikut penjelasan dan kitab-kitab yang ditinggalkan dari Kerajaan Singasari.
Pembentukan
Sejarah mengenai Kerajaan Singasari dapat ditemukan dalam karya sastra yaitu kitab Pararaton dan Nagarakertagama.
Dalam kitab Pararaton, disebutkan bahwa pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok setelah berhasil mengalahkan Kertajaya dari Kerajaan Kediri.
Ken Arok membangun Kerajaan Singasari di Tumapel dan mendirikan dinasti Rajasa. Kemudian setelah berkuasa lima tahun, Ken Arok dibunuh Anusapati.
Kedudukan Anusapati digantikan oleh Tohjaya yang merupakan anak dari Ken Arok.
Kepemimpinan Tohjaya tidak berlangsung lama karena harus menghadapi pemberontakan Ranggawuni. Setelah wafat, Ranggawuni digantikan putranya, yaitu Kertanegara.
Perkembangan
Kertanegara naik tahta pada tahun 1268 dan berhasil membawa Kerajaan Singasari mencapai kejayaan.
Dalam masa pemerintahannya, Kertanegara mampu menguasai jalur perdagangan dari Selat Malaka pada bagian barat hingga Kepulauan Maluku pada bagian timur.
Adapun komoditas yang diperdagangkan antara lain yaitu beras, emas, kayu cendana, dan rempah-rempah.
Perpecahan
Pada masa pemerintahannya Kertanegara berupaya menyatukan Jawa dan Bali di bawah kekuasaannya.
Ambisi tersebut membuat Kertanegara menolak utusan Kerajaan Mongol yang bermaksud menyampaikan pesan Raja Kubilai Khan agar Singasari menjadi vassalnya.
Penolakan Kertanegara mengakibatkan Kubilai Khan marah. Selanjutnya, ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Singasari.
Akan tetapi, sebelum pasukan Mongol sampai di Jawa, Kerajaan Singasari sudah mengalami kehancuran karena serangan kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Jayakatwang.
Semoga Bermanfaat!
