Latar Belakang
Reformasi Gereja dapat dimaknai sebagai pembaharuan dalam kehidupan gereja. Reformasi Gereja dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat.
Reformasi Gereja juga didorong oleh perkembangan pemikiran pada masa renaisans sejak abad XV yang menyebabkan beberapa orang mulai mempertanyakan ajaran Gereja Katolik Roma. Golongan tersebut menginginkan pembaharuan gereja.
Pelopor Gerakan Reformasi Gereja adalah Martin Luther (1483-1546) seorang ahli agama dan guru besar di Jerman.
Menjelang terjadinya Reformasi Gereja, Martin Luther memasang daftar 95 dalil di pintu gereja di Wittenberg, isinya mengritik peranan gereja. Dikarenakan pihak gereja dianggap melakukan penyimpangan.
Penyimpangan tersebut antara lain adanya aksi suap oleh pemuka agama kepada gereja agar mendapat status sosial keagamaan yang tinggi dan penjualan surat-surat pengampunan dosa.
Reformasi Gereja yang dicetuskan Martin Luther mendapat dukungan di Jerman dan Swiss. Martin Luther kemudian mendirikan gereja yang disebut Lutheran.
Gerakan reformasi Gereja kemudian dilanjutkan oleh golongan protestan. Golongan protestan menghendaki ajaran agama dilaksanakan sesuai Alkitab dan ajaran Kristen awal.
Selain Martin Luther tokoh gerakan Reformasi Gereja adalah Ulrich Zwingli dan Johannes Calvin. Johannes Calvin mendapat banyak pengikut di Prancis , Jerman, dan Belanda.
Reformasi Gereja yang dilakukan Johannes Calvin kemudian berkembang menjadi calvinisme. Pengaruh ajaran Johannes Calvin bahkan mendorong Belanda untuk melakukan revolusi dalam pemerintahan.
Gerakan Reformasi Gereja juga terjadi di Inggris pada masa Raja Henry VIII. Gerakan reformasi di Inggris dilakukan oleh Raja Henry VIII dengan mendirikan gereja Anglikan. Selain itu, Raja Henry menolak supremasi Paus atas gereja-gereja di Inggris.
Dampak
Dalam perkembangannya Reformasi Gereja menimbulkan perselisihan di kalangan umat Katolik.
Perselisihan tersebut melahirkan gerakan Kontrareformasi, yang dipelopori oleh :
- Paus Pius V
- Sixtus V
- Santo Carolus Boromeus
- Santo Yohanes
- Petrus Canicius
- Santo Ignatius
- Santa Theresia
Gerakan Kontrareformasi dilakukan untuk mengatasi perpecahan dan mengajak umat kembali pada agama Katolik.
Gerakan Kontrareformasi dimulai ketika Paus Pius V mendorong pengajaran dan penyebaran agama melalui sebuah orbo biarawan Italia yang disebut Kapusin.
Paus Pius V juga menyelenggarakan Konsili Trente lembaga pendidikan gereja, seperti seminari yang berguna mendidik para biarawan, biarawati, dan imam.
Reformasi Gereja pada abad XVI menyebabkan agama Nasrani terpecah menjadi dua, yaitu Katolik Roma dan Kristen Protestan.
Kedua agama tersebut masih berkembang hingga sekarang. Kedua agama tersebut masih menjadi agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Eropa.
Semoga Bermanfaat!