Unsur dan jenis alur cerita mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangkitkan suasana mengenai cerita yang ingin dibuat.
Tanpa adanya alur, cerita sulit dipahami dan tidak mempunyai tujuan yang jelas.
Jika kamu ingin menjadi penulis cerita, alangkah baiknya pahami dulu bab tentang unsur dan alur di dalam cerita agar cerita yang kamu buat menarik untuk dibaca.
Mari kita mulai...
Sebelumnya, kita membahas mengenai unsur-unsur dalam alur cerita terlebih dahulu sebelum membahas jenis alur cerita.
Unsur Alur Cerita
Unsur-unsur alur cerita ada 5, yaitu:
1. Pengenalan cerita
Bagian ini berupa pengenalan tokoh dalam cerita oleh pengarang. Bisa juga menjelaskan latar tempat suatu kejadian. Intinya, pengarang berusaha memperkenalkan apa saja yang dibutuhkan supaya pembaca tidak bingung.
2. Awal konflik
Penulis menceritakan suatu hal yang bisa memunculkan suatu masalah, bisa dari sebuah sikap atau bagian tertentu dalam cerita yang nantinya akan di eksekusi menjadi masalah.
3. Menuju konflik
Permasalahan sudah mulai diangkat tetapi belum sampai ke puncak. Penulis akan berusaha membuat permasalahan.
4. Klimaks
Puncak dari suatu permasalahan terjadi pada bagian ini. Tahapan ini sangat penting bagi sebuah cerita karena bisa menjadi daya tarik atau nilai jual sebuah cerita. Eksekusi yang tidak tepat ketika puncak permasalahan dapat membuat pembaca bosan dan meninggalkan bacaan.
5. Antiklimaks
Merupakan bagian dari penyelesaian masalah dan menjadi bagian terakhir dari cerita. Tahapan ini menentukan tokoh-tokoh dalam cerita. Apakah akan berakhir bahagia atau sebaliknya.
Jenis Alur Cerita
1. Alur Maju - Progresif
Pertama adalah alur maju, sama seperti namanya alur ini hanya menceritakan sebuah kisah yang terus berjalan ke depan. Bisa dibilang berjalannya cerita hanya lurus saja.
Alur maju sangat cocok digunakan oleh cerita anak yang tidak memerlukan kemampuan berpikir mendalam. Sehingga anak bisa mudah memahaminya.
Penyampaian cerita dengan alur progresif dibuat secara kronologis menurut waktunya. Bertahap dari awal sampai akhir.
Selain itu, untuk penulis pemula sangat disarankan untuk membuat cerita dengan alur maju karena dalam pembuatannya relatif lebih mudah.
Untuk lebih mudanya, ilustrasi alur maju bisa digambarkan seperti ini.
Pengenalan → Kemunculan konflik → Klimaks → Konflik menurun → Penyelesaian
2. Alur Mundur - Regresi
Alur yang kedua ini adalah kebalikan dari alur maju. Alur regresi dalam cerita dimulai dengan suatu penyelesaian. Tetapi bisa juga dengan flashback atau menggunakan setting masa lampau.
Pengarang yang ingin menggunakan alur cerita ini harus pandai-pandai dalam mengatur jalannya cerita agar tidak membuat pembaca bingung.
Biasanya alur regresi menceritakan kejadian masa lampau yang dialami oleh tokohnya.
Berikut adalah gambaran dari alur cerita mundur
Penyelesaian → Antiklimaks → Klimaks → Kemunculan konflik → Pengenalan cerita
3. Alur Maju Mundur - Campuran
Terakhir adalah alur campuran, alur ini adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur.
Alur campuran dimulai dengan adanya klimaks. Klimaks pada tahap ini telah diceritakan dan selanjutnya dimundurkan ke tahap pengenalan masalah. Hal tersebut bertujuan untuk memberitahu pembaca penyebab permasalahan yang dialami oleh tokoh.
Alur cerita ini bisa dikatakan relatif lebih rumit dibuat oleh para penulis yang baru belajar karena membutuhkan pemahaman yang baik mengenai apa yang ingin diceritakan nanti.
Klimaks → Kemunculan konflik → Pengenalan → Antiklimaks → Penyelesaian
Kesimpulannya pada artikel kali ini adalah unsur cerita ada 5, yaitu pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, klimaks dan antiklimaks.
dan jenis alur cerita ada 3, yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.
Semoga bermanfaat!