Daftar isi
Sejarah model pembelajaran discovery learning berawal dari seorang ahli psikologi bernama Jerome Bruner (1967). Ia merupakan orang yang pertama kali menjelaskan prinsip-prinsip metode belajar discovery learning.
Discovery learning itu apa?
Konsepnya adalah membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman awal.
Model pembelajaran ini bisa memacu kegiatan belajar yang aktif dalam berpartisipasi dengan mengeksplorasi konsep dan menjawab pertanyaan melalui pengalaman belajar yang dijalani.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian discovery learning, kita akan meferensikan pengertian discovery learning menurut para ahli.
Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning Menurut Para Ahli
1. Bell (1978)
Menjelaskan bahwa metode pembelajaran discovery learning adalah kegiatan belajar yang terjadi sebagai hasil memanipulasi, membentuk struktur dan memindahkan informasi sehingga siswa menemukan informasi yang baru.
2. Menurut Asmui (2009:154)
Model pembelajaran discovery learning adalah cara belajar yang berusaha mengembangkan keaktifan siswa dengan cara menemukan dan menyelidiki sendiri sehingga hasil yang diperoleh siswa tersebut akan bertahan lama di ingatan dan tidak mudah dilupakan.
3. Mulyasa (2012:32)
Mengungkapkan bahwa pembelajaran discovery adalah strategi belajar yang fokus pada pengalaman langsung di lapangan, tanpa harus selalu bergantung kepada teori yang ada di dalam buku pelajaran.
4. Ruseffendi (2006:329)
Mengartikan model pembelajaran discovery sebagai model pembelajaran yang mengatur kegiatan belajar mengajar sehingga mendapatkan pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan cara guru tidak memberi tahu, melainkan harus mencari tahu sendiri.
5. Kurniasih, dkk (2014:64)
Menurutnya, model discovery learning merupakan pembelajaran yang materi dalam proses belajarnya tidak disajikan dalam bentuk final. Akan tetapi, siswa diharapkan bisa mengorganisasikan sendiri. Sederhananya, discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian informasi yang didapatkan melalui pengamatan.
6. Hanafiah
Definisi discovery learning adalah rangkaian aktivitas belajar mengajar yang melibatkan secara penuh kemampuan siswa dalam mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis dan logis sehingga siswa bisa menemukan informasi, sikap dan keterampilan sendiri.
7. Jerome Bruner
Pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang mendorong pelajar untuk mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan dari prinsip umum praktis, misalnya pengalaman.
8. Wilcolx
Discovery learning artinya model pembelajaran yang bersifat penemuan. Dalam hal ini pelajar didorong untuk belajar secara aktif melalui keterlibatan siswa sendiri dengan konsep dan prinsip. Pengajar mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman dan berani melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip untuk dirinya sendiri.
9. Sund
Discovery learning yaitu proses mental yang mengharuskan siswa mampu mengasimilasi konsep. Proses mental tersebut terdiri dari beberapa kegiatan, seperti mengamati, mencerna, mengukur, berkesimpulan dan sebagainya.
Jenis dan Bentuk Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery learning mempunyai jenis dan bentuk yang berbeda. Menurut Suprihatiningrum (2014:244), terdapat 2 bentuk penerapan dalam pembelajaran disovery:
- Guided discovery learning, merupakan bentuk penemuan terbimbing yang artinya guru memberikan arahan sebagai sumber dalam kegiatan belajar mengajar.
- Free discovery learning, merupakan bentuk penemuan bebas yang artinya siswa dapat dengan bebas melakukan kegiatan penemuan tanpa harus ada arahan dari guru.
Kemudian, pembelajaran discovery bisa dilakukan dalam komunikasi satu arah atau dua arah disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelas.
- Komunikasi satu arah, menggunakan penyajian dalam usaha memberikan stimulus kepada siswa sehingga proses discovery dapat dilakukan di depan kelas. Pada bagian ini guru memberikan suatu kasus dan kemudian diselesaikan dengan sintaks discovery.
- Komunikasi dua arah, menggunakan peran siswa dan guru. Siswa melakukan aktivitas penemuan dan guru membimbing kearah yang benar.
Tujuan Model Pembelajaran Discovery Learning
Masing-masing model pembelajaran pastinya mempunyai tujuan tersendiri yang membedakan antara metode satu dengan metode lainnya.
Menurut Bell (dalam Hosnan, 2014:284), discovery learning mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Membuat partisipasi siswa meningkat dalam pembelajaran. Semakin banyak keterlibatan siswa maka semakin aktif kelas tersebut.
- Membentuk kerja sama yang efektif dan efisien antar siswa dalam membagikan informasi maupun gagasan yang lain. Selain itu, kemampuan mendengarkan juga dibentuk dalam model pembelajaran ini.
- Membantu siswa dalam merumuskan suatu pertanyaan dalam menggali sebuah informasi.
- Menjadikan siswa menemukan pola situasi yang konkrit maupun abstrak dan juga meramalkan informasi tambahan yang telah diberikan.
- Memudahkan siswa dalam menemukan sesuatu yang baru dalam kasus tertentu
- Membuat pembelajaran lebih bermakna.
Ciri-ciri Model Pembelajaran Discovery Learning
Pada dasarnya model pembelajaran discovery ini adalah melakukan penemuan-penemuan baru di dalam dunia nyata dan tidak terpaku pada teori dalam materi. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut
- Mengeksplorasi dan memecahkan suatu masalah
- Siswa sebagai pusat
- Menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang sudah dimiliki oleh siswa
Manfaat model pembelajaran discovery learning
Dengan menggunakan model pembelajaran discovery bisa membuat siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk berusaha menemukan konsep atau prinsip dengan observasi di lapangan. Manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
- Siswa mempunyai kesempatan untuk aktif dalam pembelajaran, fakta menunjukkan partisipasi siswa akan meningkat jika mempunyai peran aktif
- Siswa bisa menemukan pola dalam situasi yang konkrit maupun abstrak
- Adanya peran aktif bisa membuat siswa merasa puas dengan apa yang sudah dicapai
- Melatih siswa untuk belajar mandiri
- Membentuk rasa saling bekerjasama, saling berbagi informasi dan saling menghargai
Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Sintak discovery learning sebenarnya tidak terlalu sulit untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Namun, model pembelajaran discovery memang membutuhkan waktu tidak sebentar karena harus menunggu siswa dalam melakukan observasi.
Di kutip dari situs kemdikbud, sintaks model pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut:
Stimulation ➔ Problem statement ➔ Data collection ➔ Data processing ➔ Verification ➔ Generalization
1. Stimulation (Pemberian rangsangan)
Tahapan pertama guru memberikan stimulasi kepada siswa dengan memberikan contoh kasus atau bisa juga dalam bentuk pertanyaan. Sehingga akan membuat siswa bingung dan penasaran untuk mengetahui apa yang dimaksud oleh guru.
Kemudian, guru bisa memberikan buku atau clue (petunjuk) agar mempermudah siswa menyelesaikan pertanyaannya.
Pada tahap awal ini sangat penting dilakukan untuk membangun rasa penasaran murid.
2. Problem Statement (Pernyataan masalah)
Pada tahap ini siswa melakukan identifikasi masalah.
Apa yang diidentifikasi?
Pertanyaan atau contoh kasus yang telah dinyatakan oleh guru pada tahap stimulasi tadi. Siswa bisa melakukan hipotesis (dugaan sementara) terhadap suatu kasus.
Tahapan ini dapat membentuk siswa berpikir kritis dan berusaha menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
3. Data Collection (Pengumpulan data)
Sama seperti namanya, tahapan discovery learning yang ke tiga ini menuntut siswa menemukan data-data yang dibutuhkan berdasarkan identifikasi masalah diatas.
Pengumpulan datanya bisa dari berbagai sumber, misalnya buku, pengamatan objek bahkan wawancara.
Jika permasalahan yang diberikan oleh guru kompleks, maka pengumpulan data bisa memakan waktu beberapa hari.
4. Data Processing (Pengolahan data)
kemudian, setelah berhasil mengumpulkan data-data, siswa bisa memprosesnya menjadi kategori-kategori tertentu sesuai kebutuhan.
Klasifikasi ini akan membuat data yang telah dihasilkan bisa dianalisis dengan mudah. Pada akhirnya, siswa dapat menentukan fakta baru yang mungkin belum diketahui sebelumnya.
Hal yang perlu diingat dalam pengolahan data adalah memperhatikan ke logisan setiap data. Dengan kata lain, data satu dengan data yang lain harus saling berhubungan satu sama lain.
5. Verification (Pembuktian)
Setelah klasifikasi selesai, selanjutnya adalah verifikasi data.
Proses ini digunakan untuk membuktikan data yang telah dikumpulkan agar sesuai harapan.
Pada tahap ini pengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan "teori" yang didapat dari hasil pengolahan data. Sehingga, kelas bisa jadi aktif dan berani menyampaikan pendapat.
6. Generalization (Menarik kesimpulan)
Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan dari kasus yang dinyatakan. Sehingga akan menjadi konsep dasar atau prinsip utama bagi siswa dalam materi yang bersangkutan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning
Terakhir adalah kelebihan dan kekurangan discovery learning yang bisa dipertimbangkan oleh pengajar sebelum menerapkan metode pembelajaran ini.
Kelebihannya adalah sebagai berikut:
- Menumbuhkan rasa ingin tahu
- Siswa aktif dalam proses pembelajaran
- Membuat pengalaman yang lebih personal
- Membangkitkan gairah siswa dalam belajar
- Mengembangkan kemandirian dalam belajar
- Menemukan hal baru dalam proses pembelajaran
- Menumbuhkan kreativitas dan pemecahan masalah
- Membuat siswa bertanggungjawab terhadap kesalahan dan hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
Kekurangannya adalah sebagai berikut:
- Siswa harus mempunyai kesiapan mental yang cukup untuk belajar dengan metode ini
- Jumlah siswa dalam kelas jika terlalu banyak akan kesulitan menggunakan model discovery learning
- Memunculkan miskonsepsi
- Tidak semua topik bisa menggunakan model pembelajaran ini
Semoga bermanfaat!