Diksi adalah pemilihan kata yang tepat. Di dalam sebuah puisi, pemilihan kata yang unik dan menarik akan mempengaruhi pembaca. Sehingga akan timbul kesan yang baik dari pendengar atau pembaca.
Diksi puisi adalah pemilihan kata yang tepat dalam membuat puisi.
Misalnya saja dalam puisi BJ Habibie untuk Ainun atau puisi ayat ayat cinta.
Dalam puisi Habibie untuk Ainun, penulisnya merangkai kata sedemikian rupa sehingga menjadi kumpulan kata yang enak untuk dibaca.
Jika dicermati secara baik, sastra diksi pada kedua puisi diatas tidak terlalu menggunakan kata yang asing bagi kita. Tetapi dengan pemilihan kata yang tepat akan membuatnya berbeda.
Diksi indah bahasa Indonesia ini jika dirangkai dengan tepat maka akan menjadi sebuah maha karya puisi yang sangat bagus.
Berikut adalah kumpulan diksi puisi yang bisa kalian pakai.
- Abap: Bunga, Kembang Api
- Abhati : Cahaya Agung
- Adiwarna : Bagus sekali, Indah Sekali
- Adikara : Kekuasaan, Berkuasa, Berwibawa
- Adorasi : Pengorbanan
- Afsun : Pesona
- Agah : tetap
- Ajun : Maksud
- Akara : Bayang
- Aksa : Jauh, Mata
- Aksama : Ampunan
- Alap : Bagus
- Ambu : Aroma
- Ambigu : Makna ganda
- Anak Dara : Anak perempuan yang sudah mencapai usia remaja dan belum kawin
- Anala : Api
- Anantara : Diantara
- Anca : Rintangan, Kerugian
- Ancala : Gunung
- Anggara : Liar, Buas
- Anila : Angin
- Anindita : Sempurna
- Anindya : Cantik Jelita
- Anitya : Tidak Kekal
- Arkais : Beciri kuno dan tua, tidak lazim dipakai lagi (tentang kata)
- Arumi : Wangi, Harum
- Arunika : Waktu matahari terbit
- Asmaraloka : Dunia (alam) cinta kasih
- Asrar : Rahasia
- Astu : Puji
- Atma : Jiwa
- Ayar : Air
- Bagaskara : Matahari
- Baka : Abadi, Kekal
- Baskara : Matahari
- Baswara : Berkilau, Bercahaya
- Belungsang : Bentak, Hardik
- Bena : Menarik, Banjir, Ombak
- Benawat : Sombong
- Bernas : Berisi Penuh, Semakin Berisi
- Bhama : Nafsu
- Bianglala : Pelangi
- Buana : Dunia
- Buntara : Gairah, Semangat
- Bumantara : Langit
- Candala : Rendah diri
- Candramawa : Hitam bercampur putih
- Chandra : Bulan
- Citraleka : Pejabat penulis prasasti
- Citta : Maksud Hati, Pikiran
- Cumbana : Mencium
- Dahayu : Cantik, Molek, Elok
- Daksa : Badan, Tubuh
- Dama : Cinta Kasih
- Dayita : Kekasih
- Dekap : Peluk
- Derai : Tiruan bunyi titik-titik air hujan yang jatuh, Butir-butir
- Dersik : Desir angin
- Dewana : Tergila-gila
- Efemeral : Tidak Kekal, Bersifat Sementara
- Eka : Satu
- Elegi : Syair ratapan dan dukacita
- Eunoia : Pikiran baik, Pemikiran yang indah
- Faktitus : Imitasi
- Gapah : Cakap, Lincah
- Gata : Telah Pergi
- Gelabah : Kemenangan
- Gelebah : Sedih, Gelisah
- Gundah : Sedih, Bimbang, Gelisah
- Haki : Energi Spiritual
- Harsa : Kegembiraan
- Hima : Kabut
- Hirap : Hilang
- Ina : Matahari Pagi/Senja
- Indurasmi : Sinar rembulan
- Jamanika : Tirai, Tabir
- Janardana : Menggairahkan
- Jaremba : Menggapai
- Kalis : Bersih, Murni, Suci
- Kama : Dipuja
- Kampa : Getaran
- Kampana : Mempunyai Getaran
- Kaprah : Biasa, Lumrah
- Kawi : Penyair
- Kenes : Lincah, Genit
- Kenya : Gadis
- Kirana : Sinar Cantik & Molek
- Korelasi : Hubungan Timbal Balik
- Lokawigna : Penganggu dunia
- Lunglai : Lemah sekali
- Mahligai : Istana
- Mangata : Bayangan bulan di air yang berbentuk seperti jalan
- Mangkus : Efektif
- Masygul : Bersusah hati, Sedih, Murung
- Matrik : Batasan
- Mega : Awan
- Meraki : Tindakan dengan jiwa, kreativitas dan cinta
- Merapah : Merantau
- Miang : Lugut
- Nabastala : Langit
- Nayanika : Mata indah
- Nestapa : Sedih Sekali, Susah Hati
- Nirwana : Surga
- Nirmala : Tanpa cacat, Suci, Sempurna
- Padmarini : Indah serta tajam
- Payoda : Awan
- Persistensi : Gigih, Kukuh, Tekun, Terus menerus
- Petrikor : Aroma harum tanah saat terkena air hujan
- Pilau : Perahu
- Pilon: Tidak tahu apa-apa
- Pitarah : Pendahulu, Leluhur
- Redum : Mendung
- Relikui : Benda keramat
- Repui : Rapuh, Lembah
- Rimpuh : Sudah tua sekali
- Rinai : Gerimis, Rintik-rintik
- Saban : Tiap-tiap
- Sahaja : Sederhana
- Sangkil : Efisien
- Sedari : Sejak
- Sekala : Sewaktu-waktu
- Semenja : Sedang, Menengah
- Sempena : Berkah
- Senandika : Percakapan dengan diri sendiri
- Sendu : Sedih, Pilu, Dukacita
- Serayu : Hembusan angin
- Sporadis : Tidak tentu, Kadang-kadang
- Suar : Nyala api sebagai tanda
- Subtil : Halus, Lembut
- Sumarah : Menyerah kepada keadaan, Pasrah
- Swastamita : Waktu matahari terbenam
- Tafakur : Merenung
- Taklif : Penyerahan beban yang berat
- Tandang : Berkunjung, Bertamu
- Temaram : Remang-remang
- Termaktub : Tertulis, Tercantum
- Tikam : Menusuk Tajam, Tusukan
- Ufuk : Kaki langit
- Ugem : Berpegang teguh
- Umbu : Nenek Moyang
- Urgensi : Sangat Penting
- Visus : Penglihatan tajam
- Widya : Pengetahuan
THANKYOU
BalasHapusthank you
BalasHapus